Gelora Aspiran.

Kupacu adrenalin darahku
Tepiskan mual kontraksi lambungku
Terpacu adrenalin darahku
Runcingkan gejolak diskresi baraku

Alarm pagi berbunyi tepat di pukul enam
Kumpulkan nyawa dari mata yang terbenam
Berbaur di hiruk-pikuk asing agar tak tersikat
Melesat jauh ke depan semua mata terpikat!

Kugandakan nyali, cobaan datang bertubi
Timur Barat Selatan Utara jauh tak bertepi

Kupacu pompa detak jantungku
Langkah ringan beban bertumpu
Terpacu pompa detak jantungku
Tambal sulam hati, keras mental terisi

Barat.

Lihat ke barat
Tampak sangat suram
Menerka-nerka
Beragam adegan

Melempar pandang
Segala apa yang terlintas
Berpijak pada
Tumpuan alas tak kekal

Memecah geram
Semua aral yang melintang
Mendekap erat
Segala terasa hambar

Mengukur peran
Beban harapan menikam
Terhisap fana
Penuh dengan tanda tanya

Aku melaju pelan
Awan semakin kelam
Hingga terang tertelan

Lihat ke barat
Tampak sangat suram
Menerka-nerka
Beragam adegan

Bujuk rayumu
Hempaskan ribuan beban
Bertanya-tanya
Sedang apa di sana?

Aku terjebak hujan
Aku terjebak hujan
Nafas berhembus perlahan

(Melihat ke depan
Seperti berkaca pada keadaan
Mental diterkam
Puncak gelora tertiup ke belakang

Melihat ke dalam
Dan terus ke dalam
Kau akan tau
Apa inti dari semua pertanyaan)

Aku berputar arah
Aku berputar arah
Dan ku berputar arah
Tak berarti kalah!

63250034

Makhluk Hijau itu Bernama MDAE

Saya putuskan untuk menulis tentang acara Jumat (29/6) kemarin, berhubung band kami main disana. Di suatu acara ulang tahun yang berhawa begitu dingin hingga menembus pori-pori sepatu hitam pinjaman dari adik saya. Sebuah acara yang saya bayangkan akan bergelimang cairan penebar hangat dan juga para tamunya terutama.
Pengabungan tiga orang gadis yang ulang tahun dan pacar Meki salah satunya sehingga kami diajak untuk main, yang menurut saya seperti sebuah reuni SMA. Saat ini saya tidak ingin membahas tentang The Juana maupun Untitled Joy karena terkesima oleh suatu band yang dahulu tidak saya perhatikan lebih seksama. Pertama saya bertemu anak-anak itu ketika pacar saya siaran dan mereka menjadi salah satu bintang tamunya dengan tersipu malu mungkin karena baru saja lulus SMA kalo tidak salah.
Tetapi waktu itu saya belum berkenalan lebih dalam, menarik ketika mendengar sound-sound mereka yang sangat noise dan penuh emosi ketika mendapatkan panggung datar tanpa sekat yang sama di Jalan Cendrawasih. Menarik lagi ketika lagu mereka yang berjudul “Tergilas Mati” diputar pada acara Outerbeat yang lagi-lagi kami bebarengan masuk saat itu, Outerbeat merupakan salah satu segmen program acara radio yang saat ini vakum. Setelah mendengarkan siaran tersebut saya pun mengulik dunia maya dan menemukan link donlotnya sebanyak 3 lagu live yang dikeluarkan oleh Patirasa Record kalo tidak salah lagi..hahaha…

Artworknya pun membuat saya memutarkan kepala dan disusun dengan warna tambahan coretan ala kadarnya. Monggo dicek sendiri:

“Live in Namexxx”
Langsung teringat dengan komik Dragon Ball jaman saya SD yang berakhir di volume 42. Planet hijau tempat asal Piccolo si makhluk asing yang akhirnya berteman dan seorang yang bersahaja lagi sabar…hahaha
Kenapa dinamakan Live in Namexxx? Menurut saya sih menggambarkan tentang keterasingan dengan segala suasananya yang gelap cenderung sepi tanpa koloni. Ini menurut saya lho… Menurut kalian bagaimana?

Tiga lagu yang menggangu kuping dengan suara mentah dan membiarkan agar orang tidak diam namun mengayung entah tangan kepala atau kaki. Pokoknya selama 10 menit itu tidak akan mendapatkan titik nyaman untuk tidur, namun bisa meraung emosi penuh peluh.

Semakin menarik ketika saya bisa melihat aksi panggung mereka secara khusyuk dengan permainan suara ruang yang datar dengan memacu emosi. Lagu favorit saya pada waktu mereka main masih pada “Tergilas Mati” karena saya tau lagunya yang teringat hanya itu. Suara yang mengingatkan saya akan Seek Six Sick tapi lebih memacu kepada Belajar Membunuh. Kenapa saya menyebut band yang terakhir? Karena ketika sang vokalis meluapkan emosinya dengan teriakan dan hantaman nada distorsi mengingatkan saya akan Rudy Wuryoko, vokalis keren yang aksi panggungnya juga sungguh mujarab!!

***

Saat saya akan menuju keluar vila, menyapalah seorang dari kerumunan. Ya dialah vokalis band tersebut yang bernama Yoga, bertubuh tinggi semampai dan badan kurusnya berbalut sweater warna hijau. Obrolan pun dimulai tentang SKoE, band proyekan yang saya bikin bersama Wisnu Auri.
Heran menjangkiti benak saya, kenapa dia bisa tau? Ternyata doi pernah melihat aksi panggung SKoE yang sangat jarang, saat kami main di acara pembukaan pamerannya Krisna Widiathama. Obrolan yang beragam hingga dia bertanya tentang aliran Untitled Joy, saya pun bingung menjawabnya. Ketika pertanyaan saya balik, dia pun mendapatkan kebingungan yang sama seperti saya..hahaha
Yah semuanya itu subyektif, tapi sedikit iseng lah memberi suatu nama. Please welcome noise post-punk pendiam yang kelam My Dear Are Enemy

nb: tak tunggu album fisik’e ya Yog? 😀