Lima

Akhirnya jeruk berwarna oranye harum itu aku kupas, teman setiaku selama lima hari ini. Kadang aromanya yang tenang menguar membuat wangi ujung dipan. Hari ini pun makanku sangat lahap. Dua mangkuk bubur, dua mangkuk nasi tongseng ayam. Lumayan buat penghibur perutku yang dari Sabtu delapan hari yang lalu terombang-ambing oleh cairan asam, menusuk dada kiri, ampun sesak sekali.

Jempol kiriku langsung menuju pada tengah kulit buahnya, robek… dan tampak buahnya berselimut putih. Kulahap tanpa membersihkan terlebih dahulu. Tidak pahit pelindungnya, namun buahnya juga tidak terlalu manis, cenderung amat wangi pertanda tingkat kematangan sudah melebihi puncaknya. Lahapan kedua mulai kubersihkan pelindungnya, sedikit tergesa mengunyahnya, mulai nyaman dengan rasanya. Satu bijinya pun tertelan, apakah esok akan tumbuh pohon jeruk di kepalaku?

Leave a comment